puisikompas.wordpress.com
PUISI DADANG ARI MURTONO | Kumpulan Puisi Kompas
https://puisikompas.wordpress.com/2015/01/13/puisi-dadang-ari-murtono
Arsip Puisi Mingguan Kompas Terbaru. PUISI DADANG ARI MURTONO. Ketika maling caruling memaling. Pada upaya yang kesekian. Ia seperti mendengar nyai itu berkata. Segala yang gagal membuatmu menyerah. Akan menjadikanmu lebih tabah. Pada upaya yang kesekian. Gerit jendela seret tak beroli ituhanya senyap. Ia seakan melihat asmara. Menyungkupkan jarit gelap tak berbatik. Tak bakal ada jerit. Sewaktu si demang menyadari dadanya berlubang. Dan jantungnya tinggal kantung yang begitu luang. Dan di kamar si demang.
puisikompas.wordpress.com
PUISI MARHALIM ZAINI | Kumpulan Puisi Kompas
https://puisikompas.wordpress.com/2015/02/03/puisi-marhalim-zaini
Arsip Puisi Mingguan Kompas Terbaru. Leave a comment ». Solilokui para penunggu hutan. Sepulang dari eropa, racun-racun. Dalam tubuhku sibuk berkelahi,. Bergelayut di jantung,. Bagai suara kambing gunung. Yang di lehernya lembing bergantung. Suara-suara itu lalu-lalang secepat cahaya. Di urat darah kacukanku,. Jejaknya menanam sengat silau,. Beribu sengat, yang sakitnya lekat. Pada setiap kali mataku memandangmu. Terhantuk-hantuk di sampan kayu. Di pelataran sungai senja. Maka, kuminta, maniskan darahku,.
puisikompas.wordpress.com
PUISI TONI LESMANA | Kumpulan Puisi Kompas
https://puisikompas.wordpress.com/2015/02/09/puisi-toni-lesmana-3
Arsip Puisi Mingguan Kompas Terbaru. Mengirim getar di hijau. Itulah hutan yang mengambang. Terdapat gerbang seperti celah tambang. Di sana ada kubur. Kubayangkan kau di sini. Dan khusyuk. Lalu kita limbung. Berebut saling menawarkan tubuh. Menjadi perahu dan dayung. Di balik kabut itu. Di dalam kubur-kubur itu. Selalu ada yang ingin. Yang kau turunkan itu. Sebelah tubuhku pedih terbakar. Sebelah lainnya nyaman gemerlap. Yang kelak akan abadi. PUISI KOMPAS, MINGGU, 8 FEBRUARI 2015. Written by Puisi Kompas.
puisikompas.wordpress.com
PUISI CYPRIANUS BITIN BEREK | Kumpulan Puisi Kompas
https://puisikompas.wordpress.com/2015/01/13/puisi-cyprianus-bitin-berek-3
Arsip Puisi Mingguan Kompas Terbaru. PUISI CYPRIANUS BITIN BEREK. Engkau adalah masa lalu tak selesai. Yang harus dibereskan. Yang tumbuh. Dan melahap hidupku hingga sumsum. Bertumbuh kau seperti tumor. Aku harus membunuhmu, Ayah,. Kendati kuhormati dan kucintai engkau. Sangat. Karena ampunanmu sebatas jarak. Sedangkan hadirku tak lagi kau anggap. Sedekat pandang kau tempatkan aku. Untuk berjumpa tak boleh – agar rinduku. Sebatas bisul tanpa mata. Kepadamu seorang tertakik luka. Betapa sakit dan sepi.
puisikompas.wordpress.com
PUISI INGGIT PUTRIA MARGA | Kumpulan Puisi Kompas
https://puisikompas.wordpress.com/2014/10/14/puisi-inggit-putria-marga
Arsip Puisi Mingguan Kompas Terbaru. PUISI INGGIT PUTRIA MARGA. Usai mengucapkan beberapa kalimat padaku. Ia ajak aku ke batang jati yang tepekur tak jauh dari tempat kami berdiri. Di dahan terendah dan terkokoh ia ikatkan tali, melingkarkan ke leher. Seperti memakai sehelai kalung emas yang tak pernah mampu ia beli. Aku tak mengerti apa yang terjadi, yang kutahu saat itu. Merah fajar yang mengenang di langit telah abu-abu. Merah fajar yang kerap menitik di sudut bibir ibuku yang batu. Sebab bila aku hil...
puisikompas.wordpress.com
PUISI GUNAWAN MARYANTO | Kumpulan Puisi Kompas
https://puisikompas.wordpress.com/2015/01/18/puisi-gunawan-maryanto-2
Arsip Puisi Mingguan Kompas Terbaru. Leave a comment ». Apakah kau akan berhenti. Jika setiap langkahmu ditumbuhi sepi. Sebab malam tak lagi pernah sama. Atau batu di dasar kali. Dan tak ada janji kembali. Apalagi yang ada setelah kematian renuka. Malam panjang tanpa mimpi sedetik juga. Tak ada yang tejanjang di bengawan narmada. Hanya cinta yang berjatuhan di batu-batu kali. Hanya dada yang sejenak terbuka. Lalu cepat tertutup kembali. Tak ada apa-apa. tak ada yang pernah kutinggalkan. Di sebuah telaga ...
puisikompas.wordpress.com
PUISI MUGYA SYAHREZA SANTOSA | Kumpulan Puisi Kompas
https://puisikompas.wordpress.com/2015/02/09/puisi-mugya-syahreza-santosa-5
Arsip Puisi Mingguan Kompas Terbaru. PUISI MUGYA SYAHREZA SANTOSA. Seribu burung akan mengepung langit yang tiba-tiba mendung. Dan paruh mereka sibuk menyasar biji matamu. Angin tak pernah berubah menjadi sari padi. Hingga terasa sengat ruap pandan wangi. Dan musim belum menampakkan panen cengkih. Apalagi memanen kopi untuk ditumbuk dan dibagi. Jadi apalah arti serbuan aroma dari tubuh bangkainya. Yang tak pernah terasa seharum ini,. Selain dari tubuh para nabi dan mereka yang terkasih. Coba kau cium lagi.
puisikompas.wordpress.com
Kumpulan Puisi Kompas | Arsip Puisi Mingguan Kompas Terbaru | Laman 2
https://puisikompas.wordpress.com/page/2
Arsip Puisi Mingguan Kompas Terbaru. Leave a comment ». Memisahkan isim dan inti. Dirinya, daya julur tak terukur. Berpendar ke penjuru Baca entri selengkapnya ». Klik untuk berbagi pada Twitter(Membuka di jendela yang baru). Klik untuk berbagi pada Pinterest(Membuka di jendela yang baru). Klik untuk berbagi via Google (Membuka di jendela yang baru). Klik untuk email(Membuka di jendela yang baru). Klik untuk berbagi pada Reddit(Membuka di jendela yang baru). Written by Puisi Kompas. Kau tak kunjung pulang.