puisirima.blogspot.com
Rima Rima: Februari 2013
http://puisirima.blogspot.com/2013_02_01_archive.html
Berharap sebuah akhir yang berirama. Selasa, 12 Februari 2013. Dibuai angin khayal, terbang. Yang tinggal cuma kenang. Berkelebatan bagai hantu, bagai bayangbayang. Ikatlah dalam doa, diamdiam. Lalu hantarkan, tuju sang maha cinta kala malam. Nan selembuat buaian bunda. Senyaman dekap ayah, penuh cinta. Kirimkan Ini lewat Email. Label: Hujan Juni Untuk Yuni. Ada kesalahan di dalam gadget ini. Homo Mimesis dan Seorang Pembaca yang Terjebak dalam Gulungan Memori Purbanya. Jejak Hujan, Masihkah Kau Berkabar?
puisirima.blogspot.com
Rima Rima: November 2012
http://puisirima.blogspot.com/2012_11_01_archive.html
Berharap sebuah akhir yang berirama. Rabu, 14 November 2012. Beriringan mega-mega itu menuju kelam. Lalu berat, semakin berat. Jutaan kaki gerimis menggurat-gurat. Tak sabar hendak luruh. Nun di bawah sana. Bumi rekah, memecah serupa luka. Mengutus anak angin berpusar. Menjemput hujan, merengkuh bumi yang tak lagi sabar. Kirimkan Ini lewat Email. Label: Hujan Juni Untuk Yuni. Bulir demi bulir iman berjatuhan. Untai demi untai doa-doa dipanjatkan. Serupa kutub magnet selatan, utara. Jalan pulang, itu saja.
puisirima.blogspot.com
Rima Rima: Mei 2012
http://puisirima.blogspot.com/2012_05_01_archive.html
Berharap sebuah akhir yang berirama. Kamis, 31 Mei 2012. Seirama rimbun buluh mengalun. Sang dara, menopang wajah, melamun. Yang beriring sinar surya. Dia kembara, entah kemana. Terpatri bersama embun pagi. Nona jelita, yakinlah, aku akan kembali. Menderas bagai hujan, merinai rindu. Jejaka tak kunjung bertamu. Kemanakah engkau wahai pujaan. Lupakah engkau semua kenangan. Kala masa, berlarian kita di antara pematang, bergandengan. Mengejar angan, melayang terbang, renda impian akan masa depan. Five Decad...
puisirima.blogspot.com
Rima Rima: Oktober 2011
http://puisirima.blogspot.com/2011_10_01_archive.html
Berharap sebuah akhir yang berirama. Jumat, 07 Oktober 2011. Sandal Jepit, Terhimpit. Hanya sebelah dan terhimpit. Di anak tangga sebuah masjid. Tak lagi berwarna bahkan karetnya pun mulai irit. Dulu dia berwarna biru. Menggantung rapi di dalam warung yang dijaga seorang ibu. Lalu kakek tua menebusnya dengan uang lima ribu. Tapi itu dulu, sekian minggu bahkan mungkin bulan yang telah lalu. Berhari jepit itu menemani. Lelaki tua datang dan pergi. Lima kali dalam sehari. Lantas di hari yang tiba-tiba hujan.
puisirima.blogspot.com
Rima Rima: Maret 2012
http://puisirima.blogspot.com/2012_03_01_archive.html
Berharap sebuah akhir yang berirama. Rabu, 28 Maret 2012. Seorang ibu, yang simpuh. Menderas hingga ke laut jauh. Udaranya disekap jilatan polusi berbisa. Lautnya diobok-obok,isinya penuh luka. Tanahnya memerah, berdarah, bernanah, ternoda. Seorang ibu, yang simpuh. Anakanaknya kini sibuk menggenggam bara. Kasih sayang telah terlupa, binasa. Kirimkan Ini lewat Email. Ada kesalahan di dalam gadget ini. Homo Mimesis dan Seorang Pembaca yang Terjebak dalam Gulungan Memori Purbanya. Tjatatan Ketjil Emak Gaoel.
puisirima.blogspot.com
Rima Rima: Sebuah Sapa
http://puisirima.blogspot.com/2012/06/sebuah-sapa.html
Berharap sebuah akhir yang berirama. Jumat, 01 Juni 2012. Wanita cantik bermata biru. Rambut mayangnya tergerai hingga bahu. Mengalun perlahan ditiup sang bayu. Melihatnya berjongkok di depanku, penuh kagum. Hingga anting-antingnya bergoyang serupa pendulum. Di kala senja jelang pergi. Dan rembulan menyelimuti mentari. Dia datang padaku, menghampiri. Dan selalu pertanyaan yang sama. Juga dengan laku yang tak beda. Berjongkok di depanku, menanyakan nama. Sebelum seorang wanita paruh baya. Sekilas tentang ...
puisirima.blogspot.com
Rima Rima: Juni 2012
http://puisirima.blogspot.com/2012_06_01_archive.html
Berharap sebuah akhir yang berirama. Jumat, 01 Juni 2012. Wanita cantik bermata biru. Rambut mayangnya tergerai hingga bahu. Mengalun perlahan ditiup sang bayu. Melihatnya berjongkok di depanku, penuh kagum. Hingga anting-antingnya bergoyang serupa pendulum. Di kala senja jelang pergi. Dan rembulan menyelimuti mentari. Dia datang padaku, menghampiri. Dan selalu pertanyaan yang sama. Juga dengan laku yang tak beda. Berjongkok di depanku, menanyakan nama. Sebelum seorang wanita paruh baya. Hak cipta pada p...
puisirima.blogspot.com
Rima Rima: April 2012
http://puisirima.blogspot.com/2012_04_01_archive.html
Berharap sebuah akhir yang berirama. Jumat, 27 April 2012. Hiasi relung nan jauh di hatiku, akanmu. Yang enggan melepas genggaman tangan, lalu doa-doa kau hantarkan, mengiring langkahku. Kasihmu yang teduh, kala suka, juga lara. Senyum indah bak mega di ujung senja. Dan binar dua mata, yakinku, kau selalu ada. Akan selalu membuatku melangkah pulang, pulang padamu. Meski harus melintasi ruang and waktu. Hanya padamu, belahan jiwaku. Kirimkan Ini lewat Email. Ada kesalahan di dalam gadget ini.
puisirima.blogspot.com
Rima Rima: September 2011
http://puisirima.blogspot.com/2011_09_01_archive.html
Berharap sebuah akhir yang berirama. Senin, 26 September 2011. Salah, Jatuh Cinta. Yang coklat dan teduh. Tanpa sadar, rona memerah, tersirat di pipi yang tersipu. Dadaku letup karena harapan. Adakah kau sang pria tampan. Yang berkendara turangga, mewujud nyata, bukan lagi impian. Gumpalan mendung menjadi partitur gemuruh. Menghentak, menghela, mengancam menghujam, bagai tanya pada tertuduh. Bukan, bukan dia kepada siapa dada letup itu melabuh. Melajulah ke negeri impian. Kirimkan Ini lewat Email. Sansev...
puisirima.blogspot.com
Rima Rima: cinta, saja
http://puisirima.blogspot.com/2013/02/cinta-saja.html
Berharap sebuah akhir yang berirama. Selasa, 12 Februari 2013. Dibuai angin khayal, terbang. Yang tinggal cuma kenang. Berkelebatan bagai hantu, bagai bayangbayang. Ikatlah dalam doa, diamdiam. Lalu hantarkan, tuju sang maha cinta kala malam. Nan selembuat buaian bunda. Senyaman dekap ayah, penuh cinta. Kirimkan Ini lewat Email. Label: Hujan Juni Untuk Yuni. Langganan: Poskan Komentar (Atom). Ada kesalahan di dalam gadget ini. Homo Mimesis dan Seorang Pembaca yang Terjebak dalam Gulungan Memori Purbanya.
SOCIAL ENGAGEMENT